
Banjir Bandang Parapat, 181 Rumah dan Fasilitas Rusak
Banjir bandang Parapat, Sumatera Utara, pada Minggu malam, mengakibatkan kerusakan parah pada 181 rumah warga dan berbagai fasilitas umum. Curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan aliran sungai meluap dan menerjang permukiman di kawasan tersebut. Kejadian ini membuat warga panik dan terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kerusakan yang Ditinggalkan Banjir
Banjir bandang yang terjadi dengan intensitas tinggi menyebabkan rumah-rumah yang berada di dekat aliran sungai rusak parah. Sebagian besar rumah terendam air hingga lebih dari satu meter, sementara beberapa bangunan hancur akibat terbawa arus. Selain rumah tinggal, fasilitas umum seperti jalan, jembatan, dan tempat ibadah juga mengalami kerusakan. “Sebagian besar rumah rusak, ada yang hanyut, ada juga yang rusak di bagian atap dan dinding,” ungkap Budi, salah seorang warga Parapat yang terdampak.
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, sedikitnya 181 rumah rusak berat, sementara fasilitas publik seperti jalan raya, jembatan penghubung antar desa, dan fasilitas pendidikan juga mengalami kerusakan. “Banjir ini sangat besar, kami tak menyangka air akan datang begitu cepat dan merusak banyak rumah serta fasilitas umum,” tambah Budi.
Warga Mengungsi
Ratusan warga yang rumahnya rusak atau terendam banjir terpaksa mengungsi ke tempat-tempat aman, seperti balai desa dan rumah saudara. Pihak pemerintah setempat sudah mendirikan pos pengungsian untuk menampung warga yang terdampak banjir. “Kami sudah menyiapkan tempat pengungsian sementara, dan petugas kesehatan juga telah disiagakan untuk membantu warga yang membutuhkan pertolongan,” kata Kepala BPBD Parapat, Ahmad Fauzi.
Upaya Penanganan Banjir
Pemerintah setempat, dibantu oleh tim SAR, TNI, dan Polri, segera melakukan evakuasi warga yang terjebak di rumah mereka. Tim relawan juga mendistribusikan bantuan darurat seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan kepada para pengungsi. Selain itu, perbaikan sementara juga mulai dilakukan untuk memulihkan akses jalan yang terputus akibat banjir.
“Tim kami terus bekerja untuk memastikan bahwa warga yang terdampak bisa mendapatkan bantuan dengan cepat. Kami juga fokus untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak agar mobilitas masyarakat dapat kembali normal,” ujar Ahmad Fauzi.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Selain kerusakan fisik, banjir bandang ini juga memengaruhi ekonomi warga, terutama yang bekerja sebagai nelayan dan petani. Banyak dari mereka yang kehilangan peralatan kerja dan hasil panen yang tersapu banjir. “Kami harus mulai dari awal lagi. Banyak ikan dan alat tangkap yang hilang. Ini menjadi pukulan besar bagi kami,” ujar Siti, seorang nelayan di Parapat.
Pemerintah daerah berjanji akan memberikan bantuan dan rehabilitasi untuk memulihkan ekonomi warga yang terdampak. “Kami akan mengupayakan bantuan untuk para petani dan nelayan agar mereka bisa segera melanjutkan kegiatan mereka setelah keadaan kembali normal,” kata Bupati Parapat, Dedi Wibowo.
Harapan Masyarakat
Masyarakat berharap agar pemerintah dapat segera menyelesaikan perbaikan infrastruktur dan memberikan bantuan yang cukup untuk meringankan beban mereka. “Kami berharap ada perhatian lebih agar rumah-rumah yang rusak bisa segera diperbaiki dan kehidupan kami bisa kembali normal secepatnya,” ungkap Siti, warga yang rumahnya rusak.
Kesimpulan
Banjir bandang yang melanda Parapat mengakibatkan kerusakan yang cukup parah pada rumah dan fasilitas umum, serta mengganggu kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Pemerintah daerah dan tim relawan terus bekerja untuk membantu para korban, memperbaiki infrastruktur yang rusak, dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Semoga langkah-langkah pemulihan dapat segera dilakukan agar warga dapat kembali melanjutkan aktivitas mereka.