Preman Minta Jatah hingga Acak-acak Sayuran Pedagang
Preman Minta Jatah hingga Acak-acak Sayuran Pedagang tradisional Bantul. Sejumlah pedagang sayur mengaku menjadi korban pemerasan oleh kelompok preman yang meminta “jatah” secara paksa. Tidak hanya itu, mereka juga merusak barang dagangan para pedagang, terutama sayuran yang menjadi komoditas utama di pasar tersebut. Kejadian ini menambah daftar panjang aksi premanisme yang meresahkan masyarakat.
Preman Minta Jatah Kronologi Kejadian
Peristiwa tersebut terjadi pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB di Pasar Taman Sari, Bantul. Para pedagang sayur melaporkan bahwa sekumpulan pria yang diduga preman mendatangi lapak mereka dan meminta sejumlah uang sebagai “jatah perlindungan.” Ketika pedagang menolak, mereka merusak sayuran yang ada di lapak dan menyebabkan kerugian bagi para pedagang.
Salah seorang pedagang sayur, Ibu Siti, menceritakan pengalamannya. “Mereka datang dan bilang, ‘Kasih jatah, atau sayuranmu akan kami rusak.’ Kami takut, jadi kami terpaksa memberi uang kepada mereka. Tapi, tetap saja mereka merusak beberapa sayuran yang belum terjual,” ujarnya dengan nada kecewa.
Dampak Aksi Premanisme
Aksi tersebut tidak hanya menyebabkan kerugian materiil, tetapi juga menciptakan rasa takut di kalangan pedagang dan pengunjung pasar. Banyak pedagang yang merasa terancam dan tidak berani melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib karena takut mendapat intimidasi lebih lanjut.
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Bantul, Budi Santoso, menuturkan bahwa kejadian seperti ini sering kali terjadi, namun banyak pedagang yang memilih diam karena khawatir akan balas dendam. “Kami sangat berharap ada tindakan tegas dari aparat keamanan agar para pedagang bisa berjualan dengan tenang dan aman,” tambahnya.
Preman Minta Jatah Tanggapan Kepolisian
Menanggapi kejadian ini, pihak kepolisian setempat segera turun tangan untuk melakukan penyelidikan. Kapolsek Bantul, AKP Dwi Santoso, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari para pedagang dan sedang berkoordinasi dengan tim intelijen untuk menangkap pelaku. “Kami tidak akan menoleransi aksi premanisme yang meresahkan masyarakat. Kami berjanji akan segera menangkap pelaku dan memberikan efek jera,” ujar AKP Dwi Santoso.
Upaya Pemulihan dan Himbauan kepada Pedagang
Pemerintah Kabupaten Bantul dan kepolisian juga telah mengimbau agar pedagang selalu berhati-hati dan melapor segera jika mengalami pemerasan atau tindakan premanisme. Pihak berwenang juga berencana meningkatkan patroli di pasar-pasar tradisional untuk memastikan keamanan pedagang dan pengunjung.
“Pedagang harus merasa aman saat berjualan. Oleh karena itu, kami akan terus bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memerangi premanisme di daerah ini,” tutup Budi Santoso.