Presiden Ajak BRICS Kolaborasi Hadapi Krisis Iklim

Presiden Ajak  Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengajak negara-negara anggota BRICS untuk memperkuat kolaborasi dalam menangani krisis iklim. Ia menyampaikan ajakan ini dalam pidato resmi di KTT BRICS 2025, yang digelar di Brasilia, Brasil, pada Senin (8/7/2025).

Fokus pada Aksi Iklim Global Presiden Ajak

Presiden menyatakan bahwa krisis iklim menjadi ancaman bersama. Oleh karena itu, beliau menekankan bahwa kerja sama multilateral sangat diperlukan. Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya penerapan teknologi ramah lingkungan dan pendanaan hijau untuk memitigasi dampak perubahan iklim.

Empat Pilar Kolaborasi Iklim

Dalam pidatonya, Prabowo mengusulkan empat pilar utama. Pertama, peningkatan transfer teknologi hijau antar negara anggota. Kedua, penguatan sistem peringatan dini bencana alam. Ketiga, penerapan ekonomi hijau yang inklusif. Terakhir, akses pembiayaan berkelanjutan bagi negara berkembang.

Kontribusi Indonesia Melalui Energi Terbarukan

Indonesia telah menunjukkan komitmennya melalui pengembangan energi terbarukan. Misalnya, pembangunan PLTS terapung dan pembangkit panas bumi di wilayah timur. Selain itu, pemerintah juga memperkuat restorasi hutan mangrove dan konservasi lahan gambut.

Dukungan Menuju Pendanaan Hijau

Presiden juga menyerukan agar anggota BRICS mendukung pendanaan hijau di lembaga internasional, seperti bank pembangunan multilateral. Dengan demikian, negara berkembang bisa memperoleh akses lebih luas terhadap dana untuk mitigasi dan adaptasi iklim.

Tanggapan Positif dari Negara Anggota Presiden Ajak

Serangkaian pertemuan bilateral diselenggarakan setelah pidato Presiden. Beberapa delegasi menyambut baik gagasan Indonesia dan menyatakan kesiapan untuk bergabung dalam program kerja sama terkait perubahan iklim. Bahkan, beberapa negara mengajak Indonesia menjajaki pilot project kolaboratif di kawasan tropis.

Harapan terhadap Aksi Konkret

Presiden menegaskan bahwa pertemuan ini harus menghasilkan rencana aksi nyata. Ia mengingatkan bahwa retorika tanpa langkah nyata tidak akan menyelamatkan bumi. Karena itu, beliau mendesak agar BRICS menetapkan target emisi yang ambisius dan menegakkan komitmen bersama.