
Operasi Pekat Toba 2025 Tindak 954 Kasus Premanisme
Operasi Pekat Toba Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) mencatat keberhasilan besar dalam pelaksanaan Operasi Pekat Toba 2025. Dalam operasi yang berlangsung selama dua pekan terakhir, aparat berhasil menindak 954 kasus premanisme, termasuk aksi pemalakan, pengancaman, dan pungutan liar di berbagai wilayah Sumatera Utara.
Operasi ini digelar sebagai bagian dari upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang perayaan hari besar keagamaan dan menyambut arus mudik Lebaran.
Rincian Penindakan di Lapangan
Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, mengungkapkan bahwa dari total 954 kasus yang ditindak, lebih dari 600 pelaku telah diamankan dan menjalani pemeriksaan intensif. Sebagian besar ditangkap di lokasi strategis seperti terminal, pasar, pusat perbelanjaan, dan area parkir liar.
“Premanisme tidak boleh diberi ruang sedikit pun. Operasi ini adalah bentuk komitmen Polri untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat,” ujar Agung dalam konferensi pers di Mapolda Sumut, Jumat (16/5).
Selain penangkapan, polisi juga menyita sejumlah barang bukti seperti senjata tajam, catatan pungli, dan uang hasil pemalakan.
Operasi Pekat Toba Libatkan Polres Hingga Polsek
Operasi Pekat Toba 2025 tidak hanya dilakukan oleh Polda, tetapi juga melibatkan seluruh jajaran Polres dan Polsek di 33 kabupaten/kota. Kegiatan meliputi patroli skala besar, razia mendadak, hingga penyisiran kawasan rawan kejahatan.
Kepolisian juga menggandeng tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam sosialisasi antikejahatan jalanan. Warga diminta untuk segera melapor jika melihat tindakan mencurigakan di sekitar mereka.
Respon Masyarakat Positif
Langkah cepat kepolisian ini disambut baik oleh masyarakat. Banyak warga merasa lebih aman saat beraktivitas di luar rumah, terutama di malam hari.
“Sebelumnya kami sering khawatir pulang malam karena banyak pungli di simpang jalan. Sekarang suasana jauh lebih tertib,” ujar Yuliani, seorang pedagang di Medan Marelan.
Komitmen Lanjutan Polda Sumut
Irjen Agung menegaskan bahwa penindakan tidak berhenti setelah operasi berakhir. Kepolisian akan terus menjaga intensitas pengawasan dan melakukan penegakan hukum terhadap pelaku-pelaku yang masih berkeliaran.
“Premanisme bukan hanya urusan musiman. Ini harus diberantas sampai ke akar,” tegasnya.