KSOP Selidiki Penyebab Tabrakan Kapal di Sungai Barito

KSOP Selidiki Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan setempat tengah melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden tabrakan kapal yang terjadi di perairan Sungai Barito. Insiden ini menimbulkan kerusakan pada kedua kapal serta mengganggu kelancaran lalu lintas kapal di sungai tersebut. Pihak KSOP berkomitmen untuk mengungkap penyebab kejadian serta mencegah insiden serupa di masa depan.

Kronologi Tabrakan Kapal di Sungai Barito

Kecelakaan laut ini terjadi pada Rabu sore ketika dua kapal tongkang yang tengah melintas di Sungai Barito bertabrakan. Berdasarkan keterangan saksi mata, kondisi arus sungai yang deras dan jarak pandang yang terbatas akibat cuaca mendung diduga menjadi faktor penyebab tabrakan. Selain itu, diduga juga terdapat faktor kelalaian dari salah satu awak kapal dalam menjaga jarak aman.

Akibat insiden tersebut, kedua kapal mengalami kerusakan pada bagian lambung dan beberapa peralatan navigasi. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, aktivitas pengiriman barang di Sungai Barito sempat terganggu sementara waktu.

Langkah Penyelidikan oleh KSOP Selidiki

KSOP langsung menurunkan tim investigasi untuk mengumpulkan data dan keterangan dari nakhoda serta awak kapal yang terlibat. Tim juga memeriksa alat navigasi, dokumen kelayakan kapal, serta mereview rekaman komunikasi radio antar kapal.

Pihak KSOP menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh dan bekerja sama dengan instansi terkait guna memastikan tidak ada pelanggaran standar keselamatan yang terjadi. Hasil investigasi akan menjadi dasar rekomendasi langkah-langkah perbaikan dan pencegahan.

Upaya Pemulihan dan Pengamanan Perairan

Selain investigasi, KSOP bekerja sama dengan otoritas pelabuhan dan pihak asuransi untuk mempercepat proses perbaikan kapal yang rusak. Pembersihan area tabrakan juga menjadi prioritas agar arus lalu lintas kapal di Sungai Barito dapat kembali lancar tanpa hambatan.

Untuk meningkatkan keselamatan, KSOP berencana memasang lebih banyak rambu dan tanda navigasi di lokasi rawan. Selain itu, penyuluhan keselamatan pelayaran bagi awak kapal juga akan digalakkan secara rutin.